Sepenggal cerita dari buku The Blue Nowhere-Jeffery Deaver.............................................................
Batas antara dunia nyata dan dunia mesin semakin hari semakin kabur. Bukan karena kita berubah menjadi robot atau menjadi budak mesin. Bukan. Itu karena manusia dan mesin tumbuh saling mendekati. Kita menjuruskan mesin untuk menjiplak karakter dan sifat manusiawi kita. Di Blue Nowhere, mesin meniru kepribadian dan kultur kita---bahasa kita, mitos, filosofi, dan spirit.
Dan sebaiknya kepribadian serta kultur itu semakin dipengaruhi Dunia Mesin itu sendiri.
Bayangkan seorang penyendiri yang biasanya setelah pulang dari kerja hanya menghabiskan waktu untuk menonton TV sepanjang malam. Sekarang dia menghidupkan komputernya dan masuk ke Blue Nowhere, tempat dimana dia berinteraksi---dia menemukan rangsangan pendorong di keyboard, dia bertukar kata, dia tertantang. Dia tidak bisa lagi fasif. Dia harus memberi masukan untuk mendapat tanggapan. Dia masuk ke tingkat yang lebih tinggi dari keberadaannya dan penyebabnya adalah karena mesin telah datang padanya. Mereka bicara dalam bahasanya.
Tergantung niatnya, mesin sekarang merefleksikan suara manusia, semangatnya, hatinya, dan cita-citanya.
Tergantung niatnya, mereka merefleksikan nurani manusia, atau tiadanya nurani kemanusiaan.
Comments
Post a Comment
tinggalkan jejak disini^-^ (Don't be a Silent Reader)